Langsung ke konten utama

Mengelola Marah




Dear teman,


Kapan terakhir teman-teman merasa marah? kemarin? tadi pagi? atau baru saja?😉

Boleh dong ya kita belajar lebih dalam lagi tentang marah dan cara mengelolanya...🙏

Seperti yang kita tahu bahwa Marah adalah bagian dari emosi.

Apa itu Emosi?

Emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Biasanya emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran yang khas, keadaan biologis dan psikologis juga serangkaian kecenderungan untuk bertindak, dengan kata lain emosi adalah suatu energi penggerak jiwa.😊

Trus, apa sih bedanya emosi dan ekspresi emosi?

Begini, emosi dapat berupa rasa marah, sedih, takut, cemas, senang, semangat, iri, nyaman dan lainnya.

Sedangkan ekspresi emosi wujudnya adalah berteriak, menangis, melotot, memukul, membentak, mencibir, tersenyum, tertawa dan lainnya.

Lalu bagaimana dengan marah?

Jadi, marah adalah salah satu dari bentuk emosi yang didalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.


APAKAH BEREKSPRESI MARAH ITU BOLEH?








DALAM KONDISI APAPUN, TETAPLAH MARAH DENGAN BIJAK DAN SESUAI ADAB.

MARAH DENGAN TETAP SADAR, MENGAKTIFKAN AKAL SEHAT, EMPATI JUGA HATI NURANI.





So, ada empat Tahapan Pelepasan Emosi :

💦Aware (Menyadari)

Tahapan kita menyadari bahwa diri sedang tidak baik-baik saja, menyadari tema emosinya, apa            penyebabnya dan siapa sosok penyebabnya.

💦Accept (Menerima)

Ini adalah tahapan dimana kita mampu menerima atau mengakui suatu masalah/emosi yang kita    rasakan secara hati, fisik dan pikiran (logika) dengan tidak berpura-pura menutupi atau menyangkal.

💦Allow (Mengalirkan )

Tahap ini adalah kita mampu mengalirkan emosi dengan memperbolehkan diri kita      mengekspresikan emosi tersebut dengan menggunakan teknik self talk theraphy atau butterfly hug  (bagaimana detail caranya, next time kita bahas ya teman...😀)

💦Away ( Melepaskan)

Setelah kita alirkan, kita biarkan emosi itu pergi menjauh dari kita (tidak disimpan atau dilupakan),        masih menggunakan teknik self talk theraphy dan butterfly hug kemudian diakhiri dengan do'a.

MENGELOLA MARAH,  adalah belajar mengekspresikan amarah dengan benar dan mengolah energi besar itu agar bermanfaat, bukan merusak. Kemampuan untuk mengalirkan amarah dengan ekspresi yang benar,

BENAR KADAR DAN BENAR KONTEKS (SASARAN, TUJUAN, WAKTU, TEMPAT)

Jadi udah paham ya apa sebenarnya TUJUAN MENGELOLA MARAH....

Mengelola amarah dengan bermanfaat, bukan merusak baik diri juga lingkungan.

"Kita yang mengendalikan amarah, bukan amarah yang mengendalikan kita"

Mengelola marah ini adalah salah satu upaya kita untuk merawat kesehatan mental kita sendiri.

Sebab definisi sehat mental menurut WHO adalah:

1.Individu yang mampu menyadari potensi dirinya.

2.Dapat mengatasi tekanan hidup sehari-hari yang normal.

3.Dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat.

4.Mampu memberikan kontribusi kepada lingkungannya.

Setiap orang memiliki dorongan untuk mengatasi masalah, namun titik start dan cara orang dalam merespons masalah tersebut tentu berbeda-beda. 

Hal ini tergantung pada psikohistoris, kadar kesehatan mental dan kadar keimanan. Hanya yakinlah, bahwa titik tujuannya adalah sama : Ingin Sehat Mental.😊


Yuk teman kita mulai belajar mengelola marah sejak dini, semangat berlatih yaaa💪😊😊😊

Komentar

  1. Terakhir marah?? kayanya every day pasti ada marah, deh,..hihi. tapi alhamdulillah sejauh ini masih bisa terkendali. bukankah marah yang terkendali bikin jiwa dan raga sehat kan ya mba Husna. thankyou for sharing.

    BalasHapus
  2. Butterfly hug, berhitung 1-10 sambil tarik nafas dalam-lepaskan, membantu banget kalau buat saya, Mbak.
    Paling tidak, meredakan amarah dulu supaya nggak bertindak gegabah.

    BalasHapus
  3. Kalau marah emang harus banyak beristigfar versi saya kak. Hahhaha. Jadi harus mencari hal-hal konyol buat ngilangin amarah, entah dari membaca buku atau menonton film.

    BalasHapus
  4. Marah boleh, marah-marah yang tidak boleh, iya kan mbak?
    menyalurkan emosi marah ini juga perlu dilatih pada diri, karena emosi seperti energi tidak bisa hilang, tetapi dialihkan

    BalasHapus
  5. ditunggu teknik self talk theraphy atau butterfly hug nya mba..biar emosi sy bisa dikelola dgn baik..heee

    BalasHapus
  6. terkadang saya aneh dengan kalimat seperti ini : guru itu suka marah-marah. lah, marah kok suka masih banyak kesukaan yang jauh lebih baik toh, hihihihi. Saya juga terkadang marah mbak, tapi yah gak suka marah. karena marah itu pemicu awalnya datang setan yang akhirnya kita menjadi kalaf. Terimakasih ulasannya ya mbak.

    BalasHapus
  7. Emang benar klo yang paling kuat adalah yang paling bisa nahan amarah, ya, Mba. Banyak hal pemantik amarah. Artikel ini nambah tahu tentang langkah agar kita bisa kelola amarah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Harus Pura-Pura Bahagia

Berpura-pura kerap kali dimaknai dengan sesuatu yang tidak baik. Tapi terkadang dari persepsi yang lain, berpura-pura dianggap menimbulkan tindakan yang positif, seakan memang sangat diperlukan. Betulkah demikian? Yuk kita bahas. "Am I okay?" Hehehe. Belum tentu yang kita lihat di luar adalah benar-benar cerminan apa yang di dalam. Terkadang manusia pura-pura merasa bahagia karna tidak ingin terlihat lemah karna yang orang lain tahu bahwa kita ini kuat. Kapan terakhir kali kita merasa bahagia? Yaa benar-benar bahagia, bukan kita yang harus merasa bahagia...Cukup lama mungkin jawabannya. Menurut pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha Rehulina, kondisi berpura-pura bahagia ini populer dinamakan Duck syndrome . Menampilkan diri seperti bebek (duck),  di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Orang yang berpura-pura bahagia berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perju

Sekolah Kehidupan

  Logo SKH "Ah, apa iya kehidupan itu ada sekolahnya?" Sebuah pertanyaan yang sempat terlintas dalam benakku... Kalau browsing internet tentang sekolah kehidupan pasti yang akan muncul adalah platform pembelajaran soft skill secara online berbasis aplikasi audio-based learning yang dapat diunduh secara gratis atau berbayar. Namun bukan itu yang akan ku ceritakan disini... Sekolah kehidupan yang ku maksud adalah sebuah komunitas pembelajar yang concern menerapkan tujuh ilmu penjernih hati dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja ilmu penjernih hati atau disingkat 7IPH tersebut? Yaitu ikhlas, sabar, shalat yang khusyu', dzikir, syukur, tawakal dan berprasangka baik (waspada).  Tujuh Ilmu Penjernih Hati merupakan sarana mendekat kepada Allah SWT sekaligus membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati yang sering kita alami. Materi-materi yang terkandung didalamnya berkaitan sangat erat dengan hubungan antar sesama manusia ( hablum minannaas)  dan hubungan manusia dengan Sa

Negeri Ini Hampir Kehilangan Ayah

"Dunia AYAH saat ini tidak lebih dari sebuah kotak. Yaaa, kotak handphone, televisi dan laptop atau komputer. Miris!" Semua pengajar anak di usia dini mayoritas diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap  fatherless country . Banyak ayahdi luar sana yang malu mengasuh anak apalagi jika masih bayi. Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini.  Dimana AYAH sang pengajar utama? Dear para ayah, Anak laki-lakimu belajar bagaimana menjadi laki-laki dewasa dari sikapmu dalam keseharian. Anak perempuanmu belajar membangun pemaknaan tentang definisi laki-laki dewasa itu seperti apa dari hasil pengamatannya pada dirimu. Seorang ayah boleh dan harus bersikap tegas namun bukan kasar. Terkadang sikap lembutmu juga sangat dibutuhkan namun bukan menandakan kalau dirimu lemah. Kalau anak laki-laki tidak dekat dengan ibunya, kelak dia dewasa mungkin susah memahami perempuan. Sedangkan anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya, kelak dewasa dia akan me