Langsung ke konten utama

Sekolah Kehidupan

 

Logo SKH


"Ah, apa iya kehidupan itu ada sekolahnya?"

Sebuah pertanyaan yang sempat terlintas dalam benakku...

Kalau browsing internet tentang sekolah kehidupan pasti yang akan muncul adalah platform pembelajaran soft skill secara online berbasis aplikasi audio-based learning yang dapat diunduh secara gratis atau berbayar. Namun bukan itu yang akan ku ceritakan disini...

Sekolah kehidupan yang ku maksud adalah sebuah komunitas pembelajar yang concern menerapkan tujuh ilmu penjernih hati dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja ilmu penjernih hati atau disingkat 7IPH tersebut? Yaitu ikhlas, sabar, shalat yang khusyu', dzikir, syukur, tawakal dan berprasangka baik (waspada). 

Tujuh Ilmu Penjernih Hati merupakan sarana mendekat kepada Allah SWT sekaligus membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati yang sering kita alami. Materi-materi yang terkandung didalamnya berkaitan sangat erat dengan hubungan antar sesama manusia (hablum minannaas) dan hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta, Allah SWT (hablum minallah).

Meskipun materi-materi ilmu kehidupan tersebut terkesan sangat standar karena sudah sering dipelajari dalam forum-forum kajian Islam di masyarakat umum namun pada kenyataannya sekolah kehidupan ini disampaikan dengan bahasa yang sederhana, renyah. mudah dipahami serta menggunakan dalil dan skema yang jelas sehingga memberi kesan sangat berbobot dan isinya daging semua (istilah anak gen-z)

Penasaran kaaaan?

Baiklah aku lanjutkan. Sekolah Kehidupan adalah platform dakwah yang menyasar masyarakat umum. Seperti sebuah oase yang hadir membasuh jiwa-jiwa yang meranggas, merana dan gelisah. Sekolah kehidupan bukan mazhab atau aliran agama tertentu dan tidak berafiliasi dengan organisasi formal, kemasyarakatan atau partai politik manapun. Saat ini sekolah kehidupan telah hadir di berbagai kota  seperti : Yogyakarta, Salatiga, Semarang, Klaten, Pekalongan, Solo Raya, Surabaya, Bandung, Magelang (Karesidenan Kedu) dan Kediri. 

Sekolah Kehidupan memiliki kelas yang berjenjang dalam pembelajarannya. Yaitu : kelas Basic yang fokus pada pengenalan 7IPH dan perubahan paradigma kehidupan. Kemudian kelas Intermediate yang merupakan pendalaman 7IPH dan penerapannya dalam kehidupan keseharian dan yang pamungkas adalah kelas Advance yang mengarah pada memimpin kehidupan (peran Khalifatullah). Untuk bagian ini Insya Allah akan aku lanjutkan di tulisan berikutnya yaaa...😊

Sekolah Kehidupan dimotori oleh semangat sukarela para penggerak yang terlibat atau karyawan Allah, istilah yang kerap ku dengar dalam komunitas ini. Tidak ada yang menerima upah dalam penyelenggaraan kegiatan. Baik itu penyampaian materi, fasilitator, panitia maupun pihak-pihak yang terlibat. Semua aktivitas yang diselenggarakan bagi peserta kelas Sekolah Kehidupan adalah free atau nol rupiah sebagai implementasi 7IPH itu sendiri. 

Tawakal dalam penyelenggaraan majelis ilmu yang menjadi rahasia mengapa SKH makin meluas tanpa memoles. Semua berjalan alami dalam mekanisme tawakal. Dan inilah sejatinya mekanisme hukum alam yang murni, yaitu bertawakal kepada Allah. 

Prinsip penyelenggaraan Sekolah Kehidupan senantiasa mengacu pada QS. Ali Imran (3) ayat 159. Bunyi ayat tersebut " Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.  Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”

Tawakal sebagai salah satu materi yang di kaji dalam kelas Sekolah Kehidupan ternyata juga menjadi spirit yang melandasi penyelenggaran kegiatan SKH. Para penggerak SKH (Sekolah Kehidupan) senantiasa mengawali kegiatan dari zero saldo. 

Pola pembiasaan ini untuk melatih para penggerak SKH untuk sepenuhnya bergantung hanya kepada Allah. 
Implementasi tawakal sangat diuji. Berikhtiar maksimal, berdo'a dan menyerahkan hasil sepenuhnya hanya pada Allah. 

Lantas bagaimana pembiayaan operasional penyelenggaraan kegiatan? Mengingat kegiatan dilakukan secara fullday. Peserta kelas SKH juga dilayani sepenuh hati, pembelajaran materi berlangsung di tempat yang nyaman (hotel) serta gratis coffe break, snack dan makan siang. 

Maka jawabannya adalah bersumber pada pohon amal. Pohon Amal adalah pilar penopang kegiatan. Sistem pohon amal dalam Sekolah Kehidupan menjadi roda penggeraknya dan Ridho Allah sebagai muaranya. Siapapun dapat berperan aktif atau berkontribusi melalui pohon amal tanpa batasan nominal. Terutama para alumni Sekolah Kehidupan di berbagai wilayah yang memiliki andil besar terhadap keberlangsungan dakwah ini. Mereka berlomba-lomba dalam kebaikan ( Fastabiqul Khairat) melalui mekanisme pohon amal. 

Lalu mengapa analogi amalnya menggunakan pohon? Sebab amal akan tumbuh selayaknya pohon. Dari bibit kemudian membesar, menjadi pohon yang rindang serta berbuah lezat bahkan berbunga indah. Tentu banyak makhluk hidup yang memanfaatkannya layaknya setiap manusia yang akan menerima manfaat dalam sebuah kebaikan. 

Sebaik-baiknya suatu kebaikan yang kita lakukan adalah yang secepatnya kita lupakan. Itulah makna dari sikap Ikhlas yang aku pelajari di SKH. Apapun aktivitas yang dikerjakan semata-mata karna Allah. Pohon amal mampu menumbuhkan mukmin yang bermanfaat. 

Sekolah Kehidupan merupakan format dakwah yang menyasar pada peningkatan kualitas manusia menuju pribadi yang Ihsan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim ayat 24-25 : "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat". 

Mengingat Allah dapat dimaknai dengan Dzikir. Berbicara mengenai dzikir ini dapat meliputi tiga hal yaitu dzikir bil lisan (mengingat Allah melalui lisan), dzikir bil qalbu (mengingat Allah melalui hati) dan dzikir bil arkan (mengingat Allah melalui perbuatan).


Kelas basic SKH batch 3 di hotel Narita, Solo Raya

Para alumni Sekolah Kehidupan menyadari ilmu yang telah mereka terima sangat menggugah jiwa untuk senantiasa mendekat kepada Allah, Zat  Yang Memiliki Alam Semesta sehingga mereka pun menginginkan banyak orang di lingkungan masing-masing mampu menerima kebermanfaatan dari ilmu 7IPH (Tujuh Ilmu Penjernih Hati) yang mencakup ikhlas, sabar, shalat yang khusyu', dzikir, syukur, tawakal dan berprasangka baik (waspada).
Banyak orang yang mengatakan bahwa badai pasti berlalu. Tapi selama kita hidup kita juga harus sadar bahwa setelah badai berlalu maka akan datang badai yang lain. Bukan berburuk sangka kepada Allah namun begitulah fitrahnya. Karena sejatinya hidup yang kita jalani akan bertemu dengan berbagai macam masalah atau ujian hidup yang baru akan berhenti ketika kehidupan tersebut berakhir. 

Ketika proses persiapan maupun saat pelaksanaan kelas SKH berlangsung namun biaya  operasional kegiatan belum tercukupi, entah mengapa  dengan berbekal pola tawakal tadi maka kegiatan SKH  Alhamdulillah tetap melaju. 

Mengapa bisa demikian? Sebab menurut pengalaman di lapangan telah terbukti bahwa ketika ada totalitas dalam bertawakal maka semuanya akan tercukupi dan Insya Allah senantiasa dicukupkan Allah. 

Tak heran jika para alumni Sekolah Kehidupan menjadi support system yang solid. Mereka dengan ringan hati dan riang gembira bergotong royong. Baik dalam penyediaan akomodasi maupun biaya penyelenggaraan kegiatan kelas Sekolah Kehidupan. Bukan dengan sistem gebyah uyah atau sama rata. Namun berdasarkan kemampuan masing-masing alumni untuk saling berkontribusi. 

Oleh karana itu, aku sering menyaksikan wajah-wajah para penyelenggara SKH yang terlihat bahagia dalam penyelenggaraan kegiatan. Mereka tidak dipusingkan hal-hal yang sudah dijamin oleh Allah. Dimana ada kegiatan Sekolah Kehidupan maka disitulah ada ladang berlatih tawakal secara khusus.

Masya Allah...

Para penggerak SKH sepenuhnya meyakini firman Allah dalam QS. At Thalaq (65) ayat 3 "dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan  mencukupkan (keperluannya). Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu". 

Sekecil apapun nikmat yang kita peroleh harus kita syukuri. Bersyukur adalah kunci untuk pertambahan rezeki. Sebagaimana makna QS Ibrahim ayat 7 : " Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Maka begitulah kesan dan pengalaman yang sangat positif telah aku peroleh selama menjadi bagian dari keluarga alumni Sekolah Kehidupan. Aku yang tadinya sangat apriori dengan "masalah" namun sekarang apapun masalah yang hadir di dalam kehidupanku, sedapat mungkin aku jadikan sebagai sarana bersabar.

Masalah itu datangnya dari Allah dan hanya Allah yang dapat menyelesaikannya. sebagaimana dijelaskan dalam QS Yunus ayat 107 : "Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang".

Sabar adalah mampu dengan ikhlas menerima sesuatu yang tidak menyenangkan di hati kita. Tolok ukurnya tentu kita mampu menghormati Allah SWT. Sebab segala sesuatu yang ada di bumi dan langit adalah milih Allah, segala kejadian yang telah terjadi juga sudah seizin Allah dan Allah sebagai Sang Pemilik apapun telah memberi izin pada kejadian untuk terjadi, maka kita sebagai pihak yang tidak punya hak kepemilikan untuk menerima kejadian-kejadian tersebut.

Kalau kita mau sedikit merenungkan bahwa dengan sarana ujian (masalah), sebenarnya Allah sedang bermaksud baik. Tujuan diberikan ujian agar kita selalu mendekat kepada-Nya. Seperti firman Allah dalam QS Az-Zaariyaat (51) ayat 56 : "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". Serta kita senantiasa meminta pertolongan kepada Allah dg sabar & sholat, sebagaimana dalil QS Al Baqarah ayat 153 : "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar".

Ketika hampir semua orang mengatakan bahwa sabar itu ada batasnya, maka ternyata hanya  orang-orang yg bersabarlah yang akan disempurnakan pahalanya tanpa batas. Sebagaimana firman Allah dalam QS Az Zumar (39) ayat 10 : "Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas".

Sehingga orang yang istiqomah dalam bersabar maka masalahnya akan ditolong oleh Allah dan Insya Allah hamba yang demikian akan masuk surga tanpa hisab. Masya Allah...😊

Dengan demikian setelah mengetahui manfaat dari sabar tersebut, terhitung detik ini kita mengetahui ilmunya maka apabila diberi ujian atau masalah apapun....semestinya kita berterima kasih atau bersyukur kepada Allah dengan mengucapkan lafad hamdalah....Alhamdulillahi rabbil "alamiin...

Nah, berbicara soal kualitas hidup seseorang maka akan berbanding lurus dengan kualitas shalatnya. Jelasnya, kualitas kehidupan seseorang dapat dikatakan baik apabila shalatnya juga baik. Dalam artian shalat yang khusyu' baik jasmani maupun rohaninya. Shalat yang dikerjakan dengan tumakninah dan pikiran kita tidak kemana-mana alias fokus pada Allah.

Aku sangat ingat betapa nikmatnya dapat mengerjakan shalat dengan khusyu' seperti yang dipelajari dalam kelas Sekolah Kehidupan. Tak terasa airmata ku menetes saat berdo'a selepas shalat. Aku dan teman-teman dibekali beberapa tips untuk menunjang shalat yang khusyu' secara konsisten. Bismillah. Semoga Allah mudahkan proses hijrah ku.

Menurutku, kehidupan bukan soal menunggu badai berlalu namun soal bagaimana kita tetap bisa menari, menikmati hidup dan berlapang dada di tengah badai. Soal bagaimana kita tetap beriman di tengah hantaman takdir. Sadar kalau semua takdir itu manis dan tentu baik. Soal bagaimana kita bermuamalah baik dengan sesama manusia dan selalu berprasangka baik pada siapapun namun tetap dalam koridor waspada, semata-mata karna niat kita beribadah melalui sarana hablum minannas.

Hanya saja rasa manisnya baru akan kita nikmati kapan, itu adalah soal waktu saja. 

Semoga Sekolah Kehidupan semakin berkah.

I am out of words to write....

Logo SKH





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Harus Pura-Pura Bahagia

Berpura-pura kerap kali dimaknai dengan sesuatu yang tidak baik. Tapi terkadang dari persepsi yang lain, berpura-pura dianggap menimbulkan tindakan yang positif, seakan memang sangat diperlukan. Betulkah demikian? Yuk kita bahas. "Am I okay?" Hehehe. Belum tentu yang kita lihat di luar adalah benar-benar cerminan apa yang di dalam. Terkadang manusia pura-pura merasa bahagia karna tidak ingin terlihat lemah karna yang orang lain tahu bahwa kita ini kuat. Kapan terakhir kali kita merasa bahagia? Yaa benar-benar bahagia, bukan kita yang harus merasa bahagia...Cukup lama mungkin jawabannya. Menurut pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha Rehulina, kondisi berpura-pura bahagia ini populer dinamakan Duck syndrome . Menampilkan diri seperti bebek (duck),  di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Orang yang berpura-pura bahagia berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perju

Negeri Ini Hampir Kehilangan Ayah

"Dunia AYAH saat ini tidak lebih dari sebuah kotak. Yaaa, kotak handphone, televisi dan laptop atau komputer. Miris!" Semua pengajar anak di usia dini mayoritas diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap  fatherless country . Banyak ayahdi luar sana yang malu mengasuh anak apalagi jika masih bayi. Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini.  Dimana AYAH sang pengajar utama? Dear para ayah, Anak laki-lakimu belajar bagaimana menjadi laki-laki dewasa dari sikapmu dalam keseharian. Anak perempuanmu belajar membangun pemaknaan tentang definisi laki-laki dewasa itu seperti apa dari hasil pengamatannya pada dirimu. Seorang ayah boleh dan harus bersikap tegas namun bukan kasar. Terkadang sikap lembutmu juga sangat dibutuhkan namun bukan menandakan kalau dirimu lemah. Kalau anak laki-laki tidak dekat dengan ibunya, kelak dia dewasa mungkin susah memahami perempuan. Sedangkan anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya, kelak dewasa dia akan me