Langsung ke konten utama

I K I G A I


Dear teman, 

Apakah Ikigai itu? 

Mungkin teman-teman masih asing mendengar atau membaca istilah ini.😉

Jelas istilah ikigai ini bukan berasal dari bahasa Indonesia melainkan istilah bahasa Jepang dan populer di negeri matahari terbit atau negeri Sakura tersebut.

Secara harfiah Ikigai berarti sesuatu hal yang dijalani atau sebuah alasan yang membuat manusia untuk bangun di pagi hari.

Menurut Akihiro Hasegawa (Toyo Eiwa University), ikigai terdiri dari dua kata. Iki yang berarti kehidupan dan gai yang berarti nilai. Ikigai berarti nilai kehidupan. Untuk lebih jelasnya, Ikigai merupakan sumber nilai kehidupan seseorang atau hal-hal yang membuat hidup seseorang berharga.

Circle of Ikigai adalah integrasi antara passion, mission, profession dan vocation.

Kristalisasi dari konsep Ikigai adalah terbentuknya sikap menghargai kehidupan, kemudian menuntun pada terbentuknya tujuan hidup yang berdampak pada kehidupan yang bernilai.

Ikigai juga terkadang diartikan sebagai "the purpose of life" atau tujuan hidup. Jadi ikigai berbicara mengenai prinsip yang meyebabkan hidup seseorang menjadi lebih bermakna, berharga dan seimbang. Seakan-akan, setiap bangun pagi, saya berkata, "oke, saya tahu hari ini mau ngapain." Lalu menjalani hari dengan bahagia dan sukacita. Beda dengan orang yang gak punya tujuan hidup. Yang setiap bangun, dia bercermin, lalu berkata pada dirinya sendiri, "kenapa? kenapaaaa?



Baiklah, saya coba sedikit menjelaskan apa sebenarnya maksud dari ikigai dari diagram venn diatas. Jadi ikigai ini adalah irisan dari empat bagian : 1) apa yang kamu suka atau cintai, 2) apa yang kamu kuasai, 3) apa skill atau keahlianmu yang dapat dibayar oleh orang lain, 4) apa yang dunia butuhkan.

Menemukan ikigai artinya menemukan titik tengah dari keempat hal tadi dari diri kita.

Nah, sebelum kita lanjut, coba deh ambil kertas lalu buat daftar dari masing-masing empat bagian tadi. Bikin yang banyak dan sebebas-bebasnya. Anggap aja ini ajang latihan biar kita semakin mengenal diri kita sendiri. Tuliskan hal-hal apa saja yang kita suka, apa yang kita kuasai, apa skill kita yang dapat dibayar oleh orang lain dan apa yang dunia butuhkan.

Kemudian setelah itu, kita akan masuk pada tahap berikutnya. Periksa daftar kita tadi, lalu bersyukurlah pada Allah Sang Maha Pencipta yang telah memberikan kita kreativitas untuk menciptakan sesuatu dari hal-hal yang ada.

Cari irisan dari masing-masing kelompok diagram venn kita yaaa. Maka kita akan menemukan passion dari irisan antara apa yang kita sukai dengan apa yang kita kuasai. Tapi apa bisa kita hanya mengandalkan passion dalam hidup ini? Jawabannya bisa, tapi menurut konsep ikigai hal tersebut tidaklah cukup.

Next, coba kita cari lagi irisan antara apa yang kita kuasai dengan apa dan skill yang membuat kita dapat dibayar oleh orang lain. Irisan yang didapat sebetulnya gak ada masalah dan sah-sah saja. Namun, dalam ikigai, supaya hidup kita lebih berharga dan bahagia maka kita perlu memikirkan aspek yang terakhir yaitu, apa yang dunia butuhkan.

Dengan mengiriskan keempat aspek dalam diagram venn di atas maka kita akan merasa happy dan selalu punya tujuan hidup. Apa yang kita lakukan juga bermakna karena pekerjaan tersebut memiliki impact kepada dunia.

Nah, gimana? Mencari ikigai itu memang gampang-gampang susah. Tantangan selanjutnya adalah konsisten menjalani ikigai. Satu hal yang perlu kita ingat ya teman....Ikigai ini sifatnya personal. Jadi kita tidak perlu sama sekali membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.😊


***

"Hanya orang-orang yang berputus asa sajalah yang tidak memiliki alasan menghirup udara pagi. So, mereka membutuhkan Ikigai, yaitu alasan yang kuat untuk bangun di pagi hari".

***

Do you have a reason to wake up each morning?

💢Paradok di pagi hari

Misal saat mendengar azan shubuh, apakah bergegas mengambil air wudhu lalu shalat atau malah kembali tidur? Ataukah... saat mendengar alarm jam berbunyi, apakah bergegas bangun atau mematikan alarm dan melanjutkan tidur kembali?

💢Gaji yang tinggi

Misal, seorang ustad memiliki 1 istri dan 6 orang anak, tetap istiqomah mengajar di pondok pesantren meski gajinya hanya Rp 1,2 juta. Sedangkan di sisi yang lain, ada seorang pemuda lajang meski gajinya telah mencapai Rp 15 juta, tapi masih suka pindah-pindah kerja. Mengapa demikian?

💢Bekerja sesuai passion (minat atau rasa ketertarikan)

Misal, ada orang yang mengeluh, sudah bekerja sesuai passion tapi hidupnya masih susah. Pertanyaannya, apakah bekerja sesuai passion menjamin hidup seseorang untuk sukses dan bahagia?

💢Ada orang yng bilang "kerja yang penting dapat duit". Boleh jadi ia mendapatkan uang namun terkadang hidupnya terasa hampa, dia juga enggan menggunakan keahliannya jika tidak mendapatkan imbalan.

Tentu pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dijawab oleh kejujuran kita.

Sementara itu....dalam hidup yang singkat ini, apa yang membuat kita tidak bahagia? Apakah pekerjaan yang menumpuk? Apakah masalah finansial? Apakah selalu berantem dengan pasangan? Ataukah karna semua tanggal di kalender kita berwarna hitam?😄

Do you know?

Kita selalu mengejar sesuatu hal yang sebetulnya sangat melelahkan. Kekayaan, prestasi, kehormatan atau bahkan kesempurnaan pasangan. Janganlah sibuk mencari pasangan yang sempurna, jika yang sederhana mampu membuat kita bahagia, eeaaaa😍

Ikigai membebaskan makna hidup pada hasrat kemauan individu. Individu bebas memilih kebermanfaatan atau mengisi hidupnya sebagai siapapun. Kesenangan itu tertuju untuk dirinya sendiri. Ada juga yang disebabkan kebermanfaatan untuk orang lain. 

Dalam agama Islam, sangalaht jelas, manusia itu hidup tujuannya hanya satu, yaitu untuk menyembah dan beribadah pada Allah, seperti yang termaktub dalam QS. Adz-dzaariyaat (51) ayat 56. Apapun aktivitas kita sudah seharusnya sesuai  dengan jalan yang diridhoi Allah sekaligus bertujuan untuk meraih ridho Allah Sang Maha Pencipta semata. 

Mari kita benahi lagi Ikigai kita.  

Yuk semangat teman! Sebaik-baik manusia adalah ia yang bermanfaat bagi orang lain.😊💪



 














Komentar

  1. Saya pun, sedang mencari ikigai saya dan berusaha menekuninya.
    Setuju, ikigai itu personal, dan kita tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Jalani saja sepenuh hati..

    BalasHapus
  2. MasyaAllahu tabarakallahu, disadari atau tidak, segala yang Islam ajarkan konsepnya memang benar-benar matang, makanya ada shalat dan berdoa setelah bangun di pagi hari. bismillah semoga program ikigai saya bisa konsisten dan bermanfaat untuk saya juga oranglain. aamin. thankyou for sharing mba psikolog.

    BalasHapus
  3. Setelah baca saya jadi bangun mba. Semangat dan selalu menuangkan hal yang positif agar berdampak positif juga kepada orang lain. Terima kasih.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Temukan ikigaimu maka kau akan semangat ketika membuka harimu. Sejak webinar tempo hari, konsep ikigai seolah menghantui jadinya, Mba. Perlu banget ubah hal2 biasa jadi luar biasa dengan konsep negeri sakura ini.

    BalasHapus
  6. semakin paham sy dengan ikigai dan menjadi PR besar bagi sy untuk mencari ikigai, sehingga sy lebih mengenal diri sendiri, karena hidup bukan sekedar hidup

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai dengan Innerchild

               Ketika seseorang mengalami suatu peristiwa tidak menyenangkan atau menyedihkan sering kita mendengar kalimat...."biarlah waktu yang akan menyembuhkan". Betulkah demikian?  Waktu hanya mampu berlalu dan tak kuasa mengubah aku, kamu dan kondisi seseorang. Sejatinya perubahan hanya bisa dilakukan oleh sesuatu yang hidup. Meskipun waktu bisa berjalan namun tidak ditugaskan untuk melakukan perubahan. Jangan menyerahkan nasib kepada waktu. Jangan berharap waktu akan menyembuhkan segalanya. Jangan menunggu waktu sebab waktu tak pernah menunggu siapapun. Waktu tak punya kompetensi untuk menyelesaikan masalah manusia, apalagi sebagai obat penyembuh luka. Waktu hanya bisa berlalu begitu saja dan menjadi saksi bisu pada perubahan yang selalu ada. Itulah mengapa masih banyak luka yang tak sembuh seiring berjalannya waktu. Begitupun kondisi yang tak kunjung berubah, padahal waktu telah berjalan dalam hitungan ribuan detik. Boleh jadi, luka-luka kita di masa lalu disebabkan

Coping Stress dengan Menonton Film, Why Not?

                                                                     Ilustrasi menonton film (www.freepik.com) Mungkin terdengar sedikit aneh. Kenapa menonton film dapat menjadi salah satu upaya penanggulangan stres (coping stress). Baiklah, saya coba untuk mengulas sedikit tentang ini. Stres banyak diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak menyenangkan dan menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun psikologis pada orang tersebut. Kondisi yang dirasakan tentu tidak menyenangkan, karena ada perubahan dan tuntutan kehidupan dimana tuntutan tersebut dianggap sebagai beban yang melebihi kemampuan baik secara mental, fisik, emosional maupun spiritual. Sumber stres dapat berasal dari diri sendiri, keluarga maupun komunitas atau lingkungan. Reaksi stres yang dialami oleh seseorang dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti yang ditunjukkan di bawah ini: a. Gejala fisiologis; seperti sakit kepala, sembelit, diare, sakit punggung, leher tegang, tekanan darah tinggi, kelelahan,

Mengapa Harus Pura-Pura Bahagia

Berpura-pura kerap kali dimaknai dengan sesuatu yang tidak baik. Tapi terkadang dari persepsi yang lain, berpura-pura dianggap menimbulkan tindakan yang positif, seakan memang sangat diperlukan. Betulkah demikian? Yuk kita bahas. "Am I okay?" Hehehe. Belum tentu yang kita lihat di luar adalah benar-benar cerminan apa yang di dalam. Terkadang manusia pura-pura merasa bahagia karna tidak ingin terlihat lemah karna yang orang lain tahu bahwa kita ini kuat. Kapan terakhir kali kita merasa bahagia? Yaa benar-benar bahagia, bukan kita yang harus merasa bahagia...Cukup lama mungkin jawabannya. Menurut pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha Rehulina, kondisi berpura-pura bahagia ini populer dinamakan Duck syndrome . Menampilkan diri seperti bebek (duck),  di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Orang yang berpura-pura bahagia berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perju