Langsung ke konten utama

Ngeblog Bukan Sekedar Refleksi Diri

Sumber : Pixabay

Dear teman,

Berawal dari tiga tahun silam bergabung dengan sebuah komunitas literasi yang sangat luar biasa bernama PCW (Perkasa Creative Writing) dengan foundernya yang akrab dipanggil dengan sebutan kak Yuya (Yulia Medhy), akhirnya niat nge-blog itu muncul juga. Hahaha… harus gitu dulu ya manusia, kalau belum ketemu faktor x-nya belum sadar alias terpanggil. 

Eeitss...tapi nge-blog bukan sekedar refleksi diri semata aja ya karna dibalik kisah-kisah yang disuguhkan selalu ada benang merah tersirat makna yang dapat dijadikan ibrah atau pelajaran. Memang lucky banget lah, Sang Pemilik Takdir mempertemukan saya dengan PCW dengan jalan terindahNya. So sweettt….

Sampailah juga saya pada fase tertarik buat bergabung di kelas blog dasar PCW yang digawangi oleh kak Karunia Silviany Sambas atau akrab dipanggil kak Nia. Sosok mentor sekaligus lifestyle blogger yang kece badai ini udah nggak perlu diragukan lagi tentang dedikasinya dalam dunia kepenulisan. 

Awal debut kak Nia sebagai penulis lepas di beberapa media cetak maupun media online sejak tahun 2013. Padahal beliau juga berprofesi sebagai ASN di dunia kesehatan juga. Keren dech cara bagi waktunya yang punya dua sisi kebermanfaatan sekaligus.

Masya Allah Tabaarakallah.

Oh ya, di kelas blog dasar ini saya dan teman-teman sekelas memperoleh empat materi super keren. Diantaranya adalah cara mudah membuat blog, bagaimana cara memiliki blog berdomain, apa saja keuntungan memiliki blog berdomain dan apa saja peluang menulis di blog. Allahu akbar, daging semua pemirsahhh…..

Suasana kelas semakin rame dengan antusiasme teman-teman yang double power. Hahaha….

Jangan dibayangkan bagaimana lelahnya saya dan teman-teman, saat harus memanjat keatas (scroll chat whatsapp group) demi materi yang sempat tertinggal beberapa jam. Maklum saya dan teman-teman juga punya profesi lain di luar dunia menulis. Aahhhh lima hari mentoring kelas blog yang sungguh luar biasa, daebak!!!

Satu hal lagi yang membuat saya sangat terkesan dengan kelas blog dasar ini yaitu alasan teman-teman mengikuti mentoring. Ada yang ingin memulai untuk menciptakan karya bermanfaat serta dibagikan kepada sesama, seperti kisah seputar dunia kesehatan mental, parenting, lifestyle, travelling, belajar matematika dengan cara asyik bahkan kuliner sekaligus mencari side hustle dari dunia blogging. 

Apalagi tujuan side hustle selain untuk memenuhi kepuasan pribadi, yang terpenting adalah membentuk nilai baru dengan harapan apa yang the next blogger lakukan kelak, dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah sekecil apapun itu. Sebab nge-blog bukan sekedar refleksi diri. Pasti membahagiakan ya teman,…

Dunia blogging memang perkara baru buat saya pribadi, tapi tidak dengan menulis yang sudah jadi kebiasaan dalam keseharian. Menulis adalah refleksi atau cerminan diri kita sendiri. Apapun tema kehidupan dapat dengan mudah menjadi bahan menulis. Namun kebermanfaatan menulis tidak dapat dianggap remeh apalagi recehan. 

Berapa banyak orang disekeliling kita yang mampu berubah, entah cara berpikir atau perbuatannya hanya berawal dari membaca sebuah tulisan. Baik itu tulisan berwujud fisik maupun non fisik. Yaa…ibarat kata saat kita menulis, sama passion-nya tapi beda medianya saja, semangat tetap maksimal yeayyy…!

Harapan saya setelah mengikuti mentoring kelas blog dasar dari PCW, saya dapat lebih banyak berbagi mengenai ragam persoalan kehidupan manusia melalui tulisan-tulisan yang sederhana. Bagi saya menulis adalah healing. Yup, pemulihan segala rasa agar jiwa kembali netral seperti titik nol. Widihh….nggak kira-kira ya istilahnya, hahaha…

Setiap pengalaman yang saya lalui, rasanya lebih mudah terkomunikasikan dalam sebuah tulisan. Seperti ungkapan yang selama ini menjadi keyakinan saya, “Jadilah setitik manfaat walau hanya seuntai frasa dan klausa.”

Bukankah sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Harta sebanyak apapun yang dimiliki belum tentu mampu menjadi sumber kebahagiaan dan amal jariyah bagi pemiliknya. Namun tulisan-tulisan yang positif dan InsyaAllah bermanfaat, meskipun sedikit mampu menyadarkan seseorang dan menjadi titik balik pada kehidupan yang lebih baik. InsyaAllah menjadi amal jariyah tersendiri bagi penulisnya.

Once more, terima kasih kak Karunia Silviany Sambas buat segala motivasi yang berhasil mengompori keinginan saya untuk bergegas menulis di blog dan berbagi manfaat lebih luas lagi. Terima kasih juga yang nggak terukur buat PCW, sudah selalu menyiapkan wadah menulis buku-buku antologi dengan berbagai tema yang nggak pernah nggak menarik. Makasih kak Yuya, akhirnya, saya jadi punya positive addiction, hahaha….

Bravo kelas blog dasar PCW!

Sampai bersua di kisah-kisah sederhana blogger selanjutnya.

Nge-blog bukan sekedar refleksi diri.

Sukseskan terus gerakan literasi mencerdaskan negeri!

Alhamdulillah…

  


Komentar

  1. kelasnya seru ya mbak, tapi berbuah manis kan ya perjuangan menghasilkan blog berdomain
    semangat mengisi blognya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga mba Dyah, seneng punya circle positif kayak gini🤗

      Hapus
  2. Setuju banget dengan apa yang dipaparkan. Semangat terus buat nulis di blog ya mbak. 🥰

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat juga mba Chris, Mudah2an kita bisa konsisten ya😊🙏

      Hapus
  3. Sangat menarik pengalaman berbagi ilmu bersama teman-teman PCW. Semoga ilmu yangmba bagikan dapatkan bermanfaat bagi yang lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal yang membahagiakan ya mba saat kita bisa berbagi manfaat dg pembaca😍

      Hapus
  4. Betul banget mb bahwa ngeblog itu bukan hanya refleksi diri saja,namun ada berbagai tujuan yang memang harus bermanfaat untuk org2 di sekitar kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat ya mba, semoga tujuan2 kita menulis selalu positif☺️

      Hapus
  5. Semoga menulis asalah healing bagi kita semua yaaa ... Karena ilmu diikat dengan tulisan...

    BalasHapus
  6. Betul sekali mba Nita, ilmu apapun lebih baik ditulis agar terasa manfaatnya😍🙏

    BalasHapus
  7. Betul, Mbak.. Menulis adalah healing. Dan semoga tulisan-tulisan kita membawa banyak manfaat.
    Sukses, Mbak..

    BalasHapus
  8. bagi saya menulis itu self healing theraphy. apa pun yang kita tulis setidaknya bermanfaat bagi diri kita sendiri terlebih bagi orang lain. berada di kelas ini sangat beruntung. semuanya antusias dan saling sharing. semoga tetap semangat ya mbak. jiayoooo...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdamai dengan Innerchild

               Ketika seseorang mengalami suatu peristiwa tidak menyenangkan atau menyedihkan sering kita mendengar kalimat...."biarlah waktu yang akan menyembuhkan". Betulkah demikian?  Waktu hanya mampu berlalu dan tak kuasa mengubah aku, kamu dan kondisi seseorang. Sejatinya perubahan hanya bisa dilakukan oleh sesuatu yang hidup. Meskipun waktu bisa berjalan namun tidak ditugaskan untuk melakukan perubahan. Jangan menyerahkan nasib kepada waktu. Jangan berharap waktu akan menyembuhkan segalanya. Jangan menunggu waktu sebab waktu tak pernah menunggu siapapun. Waktu tak punya kompetensi untuk menyelesaikan masalah manusia, apalagi sebagai obat penyembuh luka. Waktu hanya bisa berlalu begitu saja dan menjadi saksi bisu pada perubahan yang selalu ada. Itulah mengapa masih banyak luka yang tak sembuh seiring berjalannya waktu. Begitupun kondisi yang tak kunjung berubah, padahal waktu telah berjalan dalam hitungan ribuan detik. Boleh jadi, luka-luka kita di masa lalu disebabkan

Coping Stress dengan Menonton Film, Why Not?

                                                                     Ilustrasi menonton film (www.freepik.com) Mungkin terdengar sedikit aneh. Kenapa menonton film dapat menjadi salah satu upaya penanggulangan stres (coping stress). Baiklah, saya coba untuk mengulas sedikit tentang ini. Stres banyak diartikan sebagai suatu kondisi seseorang yang tidak menyenangkan dan menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun psikologis pada orang tersebut. Kondisi yang dirasakan tentu tidak menyenangkan, karena ada perubahan dan tuntutan kehidupan dimana tuntutan tersebut dianggap sebagai beban yang melebihi kemampuan baik secara mental, fisik, emosional maupun spiritual. Sumber stres dapat berasal dari diri sendiri, keluarga maupun komunitas atau lingkungan. Reaksi stres yang dialami oleh seseorang dapat dibagi menjadi beberapa kategori, seperti yang ditunjukkan di bawah ini: a. Gejala fisiologis; seperti sakit kepala, sembelit, diare, sakit punggung, leher tegang, tekanan darah tinggi, kelelahan,

Mengapa Harus Pura-Pura Bahagia

Berpura-pura kerap kali dimaknai dengan sesuatu yang tidak baik. Tapi terkadang dari persepsi yang lain, berpura-pura dianggap menimbulkan tindakan yang positif, seakan memang sangat diperlukan. Betulkah demikian? Yuk kita bahas. "Am I okay?" Hehehe. Belum tentu yang kita lihat di luar adalah benar-benar cerminan apa yang di dalam. Terkadang manusia pura-pura merasa bahagia karna tidak ingin terlihat lemah karna yang orang lain tahu bahwa kita ini kuat. Kapan terakhir kali kita merasa bahagia? Yaa benar-benar bahagia, bukan kita yang harus merasa bahagia...Cukup lama mungkin jawabannya. Menurut pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha Rehulina, kondisi berpura-pura bahagia ini populer dinamakan Duck syndrome . Menampilkan diri seperti bebek (duck),  di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Orang yang berpura-pura bahagia berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perju