Langsung ke konten utama

Sang Maha yang Paripurna


Dear teman, 

Ngobrolin Sang Maha selalu sukses membuatku speechless dan menitikkan air mata.........😢

Hubunganku dengan Sang Maha sempat memburuk, terkadang membaik sejenak lalu menurun kembali. Pernah di satu titik, aku merasa sangat marah padaNya dan merasa sungguh sangat tak adil. 

Perjalanan yang tidak mudah dan terbilang sangat panjang, aku mampu kembali di fase normal penuh kewarasan dan menyadari bahwa Sang Maha ternyata sangat baik selama ini.

Sang Maha telah begitu baik menciptakan makhluk sesempurna bernama manusia yang dibekali akal pikiran dalam mengarungi kehidupan duniawi serta mencukupkan segala kebutuhan makhlukNya. Sekali lagi yang ditegaskan kebutuhan ya bukan keinginan semata.

Aku manusia yang kebetulan sangat manusiawi dan kadang pernah serakah mengharapkan sesuatu secara berlebih tanpa memikirkan apakah hal itu suatu kebutuhan ataukah bukan. 

Bahwa ternyata segala sesuatu dalam hidup ini akhirnya akan berpulang pada Yang Memberi Kehidupan. 

Banyak hal dalam hidup ini yang aku sadari sepenuhnya tidak kuasa aku sanggup mengontrol seratus persen, Ukuran kebaikan Sang Maha tidak bisa dilihat dari semua yang sudah dianugerahkan pada manusia, namun lebih daripada itu, segala sesuatu yang belum diberikan atau mungkin hal-hal yang diganti olehNya juga patut di syukuri.  

Awalnya aku hanya mencintai hal-hal yang membuatku senang semata, namun semakin lama aku pun sadar bahwa segala hal dan peristiwa yang tidak mengenakkan sekali pun ternyata mampu membuatku kuat menjalani proses kehidupan. 

Aku bersyukur untuk segala takdir yang menurut pandangan manusia tidak menyenangkan. 

Aku berterimakasih pada Sang Maha bahwa kini aku bisa menjadi manusia yang lebih baik menurut versiku, lebih bahagia dan lebih tenang. 

Alhamdulillah, hubunganku dengan Sang Maha, kurasa semakin membaik. 

Begitu pun di masa pandemi seperti saat ini, seharusnya tidak ada pihak yang saling menyalahkan atas kemunculan virus covid-19 yang mematikan dan banyak menelan korban di seluruh penjuru dunia. Jangankan virus, bahkan selembar daun saja yang jatuh ke bumi sudah pasti atas izinNya. 

Tugasku sebagai makhluk seharusnya menerima dengan legowo dan tak putus bermunajat. Pasti ada hikmah dari semua kejadian global ini dan tetaplah yakin bahwa Sang Maha tak akan memberikan suatu cobaan melebihi dari kapasitas manusia. 

Semakin banyak rasa syukur yang terucap dan terus menerus mencari makna atau hikmah dari setiap peristiwa. Believe it!

Hidup memang tak selamanya sesuai dengan apa yang di mau. Mungkin pernah terlintas dalam pikiran kita, saat kita berusaha mati-matian untuk mendapatkan sesuatu, malah semakin jauh dari yang kita harapkan, sebaliknya saat kita sudah tidak terlalu memikirkan malah dengan mudahnya sesuatu itu menghampiri kita. Memang hidup kadang selucu itu ðŸ˜‰

Rencana Sang Maha memang yang terindah dan hanya Dia super best planner...

Sungguh,  Allah jualah Sang Maha yang Paripurna

Kalau kita mau merenungkan sebenarnya banyak sekali maksud baik dibalik terjadinya peristiwa yang kita alami sekecil apapun itu peristiwanya. Tugas kita hanya bersyukur (gratitude). 

Ada sebuah kisah, saat kita berupaya on time ke sebuah tempat, namun kebetulan disaat yang sama ada saja hambatannya yang membuat kita akhirnya terlambat, sangat kesal rasanya bukanTapi apakah kita masih pantas kesal ketika tahu ternyata tepat diwaktu kita gagal berangkat tadi, ada sebuah kecelakaan misalnya. 

Kurang baik bagaimana Sang Maha? 

Kita saja yang mungkin kurang tepat memahami dan menerima takdir setiap episode kehidupan. 

Bukti kebaikan Sang Maha masih sangat banyak bahkan terlalu banyak. Tak hanya sekali, namun berulang kali Sang Maha menutup aib cela kita. Hanya karena manusia masih memiliki rasa malu, Sang Maha tidak membuka identitas kita. 

Pernahkah kita lihat, ada seseorang yang nampak baik di hadapan orang lain ?

Apakah benar sesungguhnya orang itu baik atau ia tampak baik hanya karena Sang Maha menutup aibnya ? 

Jika saja mau jujur...sungguh! Itu bukan karena kebaikan kita. Namun semata karena Sang Maha masih bersedia menutup segala aib kita. 

Jika kita mau jujur, kesalahan kita teramat banyak. Jauh melebihi kesalahan kita yang diketahui orang lain. Orang lain mungkin hanya mengetahui aib kita yang terlihat atau terdengar oleh mereka. 

Jika saat ini kita tampak hebat dan baik dimata semua orang, itu hanyalah karena Sang Maha menutupi aib dan keburukan kita. Jika tidak, sungguh amatlah malu diri kita ini.... 😟

By the way, kita pasti pernah berada di posisi yang sangat tidak mengenakkan, dimana kondisi tersebut benar-benar menyayat hati, menyudutkan diri dan mengobrak-abrik emosi. Hingga tak jarang, banyak dari kita yang tidak kuat dengan ujian tersebut, sampai berani melintasi garis larangan yang tidak bisa dibenarkan oleh Sang Maha. Atau malah lebih parah lagi, kita terkadang menjadi depresi dan berputus asa, berprasangka buruk pada takdir dan berakhir merutuk bahkan mengolok-ngolokNya. 

Sebagai analogi, tidak mungkin anak SD mendapat ujian yang sama dengan anak SMA bukan? Ujian bagi masing-masing manusia pasti berbeda-beda, disesuaikan dengan kemampuan.

Jadi, ketika kita tertimpa musibah, hal yang harus kita yakini adalah Sang Maha mempercayakan masalah ini kepada kita. Kita pasti bisa melaluinya jika kita ada niatan kuat untuk menyelesaikannya. Tenang saja, dibalik segala ujian dan cobaan pasti terselip makna didalamnya. 

Hikmah yang menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup kita. 

Hikmah yang bisa merubah sikap buruk di masa lalu, sehingga bisa menjadikannya lebih baik di masa depan. 

Hikmah yang menjadi bekal kita untuk meneruskan perjalanan di dunia, karena sejatinya hidup ini adalah sebuah perjalanan yang harus dinikmati dan dilalui dengan baik dan bahagia, mengumpulkan bekal yang cukup untuk amunisi di pemberhentian utama dari akhir pengembaraan.

Nah, jika semua sudah kita lakukan, maka hal terakhir yang menjadi wajib adalah berpasrah, menyerahkan semuanya kepada Sang Maha. Karena Dia yang memberikan cobaan, maka Dia jua yang akan mengakhirinya. 

Jangan putus asa, tetap semangat! Karena segalanya akan berlalu dan terus berputar hingga hari yang dijanjikan tiba. Jadi, untuk apa menyesali nasib buruk terus menerus? 

Lebih baik kita bersyukur dan menikmati hidup yang telah diberikan oleh Sang Maha buat kita semua.

Betapa baiknya Sang Maha....

Mungkin adakalanya kita belum sempat meminta, Dia sudah memberikan pertolongan. Apalagi jika kita meminta pertolongan?

Kita mungkin sering lupa bersyukur dan bermunajat. Namun, Sang Maha selalu sayang pada kita

Sang Maha serba tahu apa yang kita butuhkan. 

Sang Maha tetap memberikan kita rejeki, di saat kita mungkin jauh menghindar. 

Terbayang, bagaimana jika memang kita selalu  mengkhususkansyukur dan doa pada Sang Maha?

Yuk, kita selalu prioritaskan Sang Maha Baik yang selalu ada untuk kita setiap saat. 

 Sungguh,  Allah jualah Sang Maha yang Paripurna

 quote of the day






 (Remah-remah kisah seorang hawa yang berjuang tanpa lelah menemui titik baliknya) 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 


 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengapa Harus Pura-Pura Bahagia

Berpura-pura kerap kali dimaknai dengan sesuatu yang tidak baik. Tapi terkadang dari persepsi yang lain, berpura-pura dianggap menimbulkan tindakan yang positif, seakan memang sangat diperlukan. Betulkah demikian? Yuk kita bahas. "Am I okay?" Hehehe. Belum tentu yang kita lihat di luar adalah benar-benar cerminan apa yang di dalam. Terkadang manusia pura-pura merasa bahagia karna tidak ingin terlihat lemah karna yang orang lain tahu bahwa kita ini kuat. Kapan terakhir kali kita merasa bahagia? Yaa benar-benar bahagia, bukan kita yang harus merasa bahagia...Cukup lama mungkin jawabannya. Menurut pakar Psikologi Universitas Airlangga (UNAIR), Margaretha Rehulina, kondisi berpura-pura bahagia ini populer dinamakan Duck syndrome . Menampilkan diri seperti bebek (duck),  di atas permukaan air terlihat tenang, padahal di bawah air kakinya sedang berenang dengan sangat cepat. Orang yang berpura-pura bahagia berusaha terlihat sangat tenang padahal di balik itu sedang melakukan perju

Sekolah Kehidupan

  Logo SKH "Ah, apa iya kehidupan itu ada sekolahnya?" Sebuah pertanyaan yang sempat terlintas dalam benakku... Kalau browsing internet tentang sekolah kehidupan pasti yang akan muncul adalah platform pembelajaran soft skill secara online berbasis aplikasi audio-based learning yang dapat diunduh secara gratis atau berbayar. Namun bukan itu yang akan ku ceritakan disini... Sekolah kehidupan yang ku maksud adalah sebuah komunitas pembelajar yang concern menerapkan tujuh ilmu penjernih hati dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja ilmu penjernih hati atau disingkat 7IPH tersebut? Yaitu ikhlas, sabar, shalat yang khusyu', dzikir, syukur, tawakal dan berprasangka baik (waspada).  Tujuh Ilmu Penjernih Hati merupakan sarana mendekat kepada Allah SWT sekaligus membersihkan hati dari penyakit-penyakit hati yang sering kita alami. Materi-materi yang terkandung didalamnya berkaitan sangat erat dengan hubungan antar sesama manusia ( hablum minannaas)  dan hubungan manusia dengan Sa

Negeri Ini Hampir Kehilangan Ayah

"Dunia AYAH saat ini tidak lebih dari sebuah kotak. Yaaa, kotak handphone, televisi dan laptop atau komputer. Miris!" Semua pengajar anak di usia dini mayoritas diisi oleh kaum ibu. Pantaslah negeri kita dicap  fatherless country . Banyak ayahdi luar sana yang malu mengasuh anak apalagi jika masih bayi. Padahal keberanian, kemandirian dan ketegasan harus diajarkan di usia dini.  Dimana AYAH sang pengajar utama? Dear para ayah, Anak laki-lakimu belajar bagaimana menjadi laki-laki dewasa dari sikapmu dalam keseharian. Anak perempuanmu belajar membangun pemaknaan tentang definisi laki-laki dewasa itu seperti apa dari hasil pengamatannya pada dirimu. Seorang ayah boleh dan harus bersikap tegas namun bukan kasar. Terkadang sikap lembutmu juga sangat dibutuhkan namun bukan menandakan kalau dirimu lemah. Kalau anak laki-laki tidak dekat dengan ibunya, kelak dia dewasa mungkin susah memahami perempuan. Sedangkan anak perempuan yang tidak dekat dengan ayahnya, kelak dewasa dia akan me